Kamis, 19 Juli 2012

Mengapa Perempuan Lemah dalam Matematika?

Kamis, 12 Juli 2012 | 05:01 WIB

TEMPO.CO, Jakarta-Selama ini perempuan dianggap lemah dalam penguasaan matematika. Namun, sebuah penelitian baru mengungkap anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Ketakutan menghadapi matematika adalah faktor utama yang membuat sebagian besar anak perempuan tak bisa menguasai pelajaran itu.

Penelitian itu menunjukkan kecemasan terhadap matematika justru menjadi penghambat untuk menguasai pelajaran ini. Penelitian di Inggris menemukan bahwa anak perempuan lebih cemas terhadap pelajaran matematika ketimbang anak laki-laki.

"Tingkat kecemasan terhadap matematika bisa menjadi angka prediksi yang kuat untuk menunjukkan hasil tes yang buruk pada anak perempuan dibanding anak laki-laki," ujar tim peneliti dari University of Cambridge dan University of Oxford.

Namun, terlepas dari perbedaan jenis kelamin dalam hal kecemasan terhadap matematika, para peneliti melihat tidak ada perbedaan secara keseluruhan antara anak perempuan dan laki-laki dalam penguasaan pelajaran matematika.

"Hasil ini menunjukkan anak perempuan sebenarnya berpotensi menguasai matematika lebih baik daripada anak laki-laki,” kata tim peneliti. "Namun, kemampuan mereka telah dilemahkan oleh tingkat kecemasan yang lebih tinggi." Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Behavioral and Brain Functions.

Untuk lebih memahami dampak dari kecemasan terhadap matematika, para peneliti mengamati tes dan kuesioner dari 4.333 siswa sekolah menengah di Inggris. Beberapa peneliti menganggap kecemasan terhadap matematika adalah hal buruk, tapi akrab bagi siswa, seperti halnya menghadapi kecemasan ujian. Dalam penelitian ini, para peneliti menilai dampak kecemasan terhadap hasil ujian.

Mereka menemukan bahwa kecemasan ujian juga berkaitan dengan kinerja di bidang matematika. Namun kaitan ini tampak lebih kuat pada anak perempuan ketimbang anak laki-laki.

Para peneliti telah menawarkan banyak alasan spekulatif untuk menjawab perbedaan ini, antara lain peran gender yang menetapkan matematika lebih ke domain laki-laki, anak perempuan yang mungkin lebih mau mengakui perasaan cemas atau lebih kritis terhadap diri sendiri daripada anak laki-laki, anak laki-laki memiliki percaya diri yang lebih besar, serta pengalaman berurusan dengan matematika di masa lalu dinilai turut bertanggung jawab.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita lain:
RIM Jual Pesawat Demi Penghematan

Mengapa Berbelanja Itu Baik Bagi Anda?

Trik Menghilang ala Houdini di Antariksa

Mengapa Orang Mau Bersedekah?

iPad Baru Mendarat di Cina 20 Juli

Alex Mengakui Fotonya Bersama Wanita
Dahlan Iskan Sensitif di Twitter

Mengapa Jokowi Bisa Memutarbalikkan Hasil Survei



View the original article here



Peliculas Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar