Jumat, 20 Juli 2012

Ada Anggrek Jenis Baru dari Gunung Kinabalu

foto

Dendrobium flos-wanua D.Metusala, P.O?Byrne & J.J.Wood dan Dendrobium dianae D.Metusala, P.O?Byrne & J.J.Wood. (Foto: LIPI)

Kamis, 12 Juli 2012 | 15:14 WIB

TEMPO.CO, Malang - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan anggrek jenis baru di Gunung Kinabalu di Sabah, Malaysia.

Peneliti Kebun Raya Purwodadi LIPI, Destario Metusala, mengatakan anggrek yang tumbuh di ketinggian 4.095 meter dari permukaan laut itu sudah dipublikasikan di jurnal ilmiah Malesian Orchid Journal edisi Juni 2012.

Anggrek jenis baru ini menyandang nama Cleisocentron kinabaluense Metusala & J.J.Wood. Julukan atau ephitet “kinabaluense” yang menandakan lokasi asal spesimen anggrek itu.

“Ada empat marga Cleisocentron di Pulau Kalimantan yang sejauh ini seluruhnya terekam hanya dari kawasan Sabah (endemik Sabah), termasuk tiga di antaranya dapat ditemukan di Gunung Kinabalu (C. abasii, C. merrillianum, dan C. kinabaluense),” kata Destario kepada Tempo, Kamis, 12 Juli 2012.

Menurut Destario, anggrek jenis baru itu ditemukan dan dideskripsikan untuk pertama kalinya dari spesimen herbarium berumur 50 tahun yang tersimpan rapi di Herbarium Kew, Inggris. Destario tidak sengaja menemukannya saat melakukan observasi pada lebih dari 2.000 spesimen herbarium anggrek asal Sabah yang tersimpan di Herbarium Kew.

“Penemuan ini menjadi kejutan tersendiri bagi taksonom anggrek di Kew karena tidak menyangka masih ditemukan jenis baru dari kumpulan spesimen yang sebenarnya telah diobservasi berulang kali untuk pembuatan karya tulis ilmiah, buku flora, dan lain-lain,” kata Destario.

Spesimen jenis baru ini dikoleksi pada tahun 1961 dari dataran tinggi berketinggian dari 2.400 sampai 3 ribu meter. Semenjak itu, belum pernah diketemukan kembali baik itu koleksi hidup maupun koleksi herbariumnya.

Anggrek Cleisocentron kinabaluense tumbuh secara epifit dan batangnya dapat meninggi 20 sentimeter. Kuntum bunga berukuran panjang 2,2 sampai 3 sentimeter dan dan lebar 1 sampai 1,2 sentimeter. Sedangkan dalam satu perbungaan tersusun atas 8-12 kuntum bunga. Secara morfologi, anggrek ini dekat dengan C. gokusingii dan C. merrillianum, tapi memiliki perbedaan, terutama pada kalus yang berada di pangkal bawah bibir bunganya yang menyerupai kantung, serta cuping samping bibir bunga yang tidak bertoreh.

Ia menjelaskan, Gunung Kinabalu dikenal sebagai salah satu pusat keragaman tumbuhan di kawasan Asia Tenggara. Eksplorasi dan observasi secara intensif telah dilakukan lebih dari seratus tahun silam. Selain mempunyai kekayaan jenis yang melimpah, kawasan itu juga dikenal memiliki tingkat endemisitas yang tinggi.

Kajian taksonomi anggrek mengungkapkan bahwa di Gunung Kinabalu terdapat sekitar 726 taksa anggrek yang terbagi dalam 134 marga. Sekitar 25 persen di antaranya merupakan endemik Sabah dan lebih dari 46 persen merupakan endemik Pulau Borneo (Kalimantan).

Sehubungan penemuan anggrek jenis baru oleh peneliti LIPI, Destario sangat mengharapkan pemerintah membantu peningkatan laju penelitian tentang kajian dasar keragaman hayati sebelum terdegradasi oleh laju konversi hutan yang sangat cepat.

ABDI PURMONO

Berita terpopuler lainnya:
Mengapa Jokowi Bisa Memutarbalikkan Hasil Survei
Saling Sindir Joko Widodo dan Fauzi Bowo

Pembantu Indonesia Jadi Miliarder

Mega : Soal Koalisi Bukan Urusan Jokowi

Ahok Samakan Jokowi dengan Ahmadinejad

Rahasia Jokowi di Masa Kecil

Ini Kunci Keunggulan ''Sementara'' Jokowi  



View the original article here



Peliculas Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar